PEMBELAJARAN DENGAN METODE BCCT
(BEYOND CENTRES AND CIRCLE TIMES)
PAUD TERPADU KARTINA
(BEYOND CENTRES AND CIRCLE TIMES)
PAUD TERPADU KARTINA
Disusun oleh: Tina Maryani, S.I.P, S.Pd, M.M
¨
¨Pendekatan belajar melalui bermain yang saat ini
direkomendasikan dan yang paling dipahami oleh Direktorat Pendidikan Anak Usia
Dini Kementrian Pendidikan Nasional adalah metode bermain yang dikembangkan oleh Dr. Pamela C. Phelps
dari the Creative Preschool-Florida, yang disebut metode Beyond Centres and
Circle Times (BCCT). Metode ini mengembangkan permainan-permainan yang sesuai
bagi tumbuh kembang anak usia dini dana mampu memenuhi kebutuhan anak melalui
kegiatan di sentra-sentra serta mendapat pijakan-pijakan dari pendidik pada
saat lingkaran sebelum dan setelah main.
¨Dengan bermain sambil belajar ini, anak tidak akan merasa
takut akan tertinggal pelajaran, sehingga tidak akan ada pemaksaan terhadap
anak untuk mengejar ketinggalannya. Mereka benar-benar belajar secara
individual (bukan berarti menjadikan mereka anak yang individualistis dan
egois), tetapi
¨Oleh karena itu model pembelajaran anak usia dini (BCCT)
harus didasarkan kepada prinsip-prinsip dan tahap perkembangan anak yang
mengacu pada perkembangan potensi dan minat setiap anak melalui penyediaan
lingkungan belajar yang kaya dan memasukkan esensi bermain pada setiap
pembelajarannya. Esensi bermain yang meliputi perasaan senang, bebas dan
merdeka harus menjiwai setiap kegiatan pembelajaran.
akhirnya mereka belajar sesuai kebutuhan dan kemampuan
masing-masing individu. Karena di setiap sentra terdapat berbagai pilihan
kegiatan bermain yang juga memiliki tingkat kesulitan yang berbeda, sehingga
anak yang cepat tidak akan merasa jenuh/bosan karena terlalu mudah, dan anak
yang lambat tidak akan frustasi karena sulit.
PENERAPAN
METODE PEMBELAJARAN YANG BENAR, MEMPERHATIKAN
¨Setiap anak unik dan berbeda dengan yang lain
¨Anak bukan orang dewasa dalam bentuk mini (anak memiliki
dunianya sendiri)
¨Dunia anak adalah dunia bermain
¨Setiap karya anak berharga
¨Setiap anak berhak mengekspresikan keinginannya
¨Setiap anak berhak mencoba dan melakukan kesalahan (sebab
anak belum tahu salah dan benar)
¨Setiap anak memiliki naluri sebagai peneliti (beri
kesempatan untuk bereksplorasi dengan lingkungan sekitarnya)
¨Setiap anak membutuhkan rasa aman (ia tidak mau dikekang,
dipaksa, diancam, dan ditakut-takuti)
nak unik dan berbeda dengan yang lain
¨Anak bukan orang dewasa dalam bentuk mini (anak memiliki
dunianya sendiri)
¨Dunia anak adalah dunia bermain
¨Setiap karya anak berharga
¨Setiap anak berhak mengekspresikan keinginannya
¨Setiap anak berhak mencoba dan melakukan kesalahan (sebab
anak belum tahu salah dan benar)
¨Setiap anak memiliki naluri sebagai peneliti (beri
kesempatan untuk bereksplorasi dengan lingkungan sekitarnya)
¨Setiap anak membutuhkan rasa aman (ia tidak mau dikekang,
dipaksa, diancam, dan ditakut-takuti)
EMPAT
LANGKAH UNTUK MENCAPAI PENGALAMAN MAIN YANG BERMUTU
Pijakan
Lingkungan
•Pijakan Pengalaman Sebelum Main
•Pijakan Pengalaman Saat Main Setiap Anak
•Pijakan Pengalaman Setelah Main
PENGERTIAN
PIJAKAN (SCAFFOLDING)
¨Dukungan yang berubah-ubah selama kegiatan belajar, dimana
mitra yang lebih terampil menyesuaikan dukungannya terhadap tingkat kinerja
anak pada saat dibutuhkannya. Jadi, dukungan akan lebih banyak diberikan ketika
tugas atau pekerjaan masih baru dikenal anak, dan dukungan akan lebih sedikit
diberikan ketika kemampuan anak sudah meningkat. Dengan demikian, akan
menanamkan penguasaan diri dan kemandirian anak.
Dokumentasi
4 langkah kegiatan
1. Pijakan Lingkungan
Bridging untuk kelompok
TK
Apa
itu bridging ?
¨Merupakan aktivitas/kegiatan bagi peserta didik TK
khususnya Kelompok B untuk mempersiapkan diri menuju jenjang yang lebih tinggi
yaitu SD. Bridging bisa berupa kegiatan cooking class, komputer, mengerjakan
majalah, Iqro atau buku LKS bila ada. Setelah siswa melakukan bridging, baru ke
pijakan sebelum main.
MAKAN
KUDAPAN BERSAMA
2. Pijakan sebelum main
3. Pijakan saat main
433
Untuk peser